I made this widget at MyFlashFetish.com.

Laman

Kamis, 08 September 2011

GandPa

Come On Grandpa !
4 Agustus 2011



Andai aku bisa mengetahui apa yang akan terjadi. Sayangnya, aku tidak pernah tahu apa yang terjadi. Entah itu kepadaku, kepada keluargaku, kepada semua yang ada sekelilingku. Semua terjadi begitu saja. Tanpa ada rencana sebelumnya. Hanya Dia-lah Yang Maha Mengetahui. Allah swt.
Takdir Allah swt. Semua itu yang menentukan apa yang akan terjadi.

Aku tak kan pernah mengira semua akan terjadi seperti ini. Aku tak pernah mengharapkannya. Tapi, semua itu datang dengan sendirinya. Membuatku jatuh bangkit untuk beberapa kalinya. Mencoba bertahan dalam menghadapi semua yang telah diberikan-Nya itu.
Mbah kakung, aku tidak pernah berharap semua ini akan terjadi. Mungkin inilah yang terbaik. Aku tahu, saat pertama waktu itu datang, engkau merasakan betapa sakitnya menahan kucuran darah segar yang keluar dari tubuhmu. Merasakan betapa ngilunya badanmu terkena gesekan aspal yang keras. Merasakan betapa kerasnya benturan sumber syarafmu terbentur dengan sangat keras. Bahkan, aku tak pernah mengira, barang yang engkau bawa juga hancur lebur. Tak berbentuk. Barang yang biasa engkau gunakan untuk pergi ke sawah, rusak parah. Padahal, barang tersebut engkau beli dengan hasil jerih payahmu.
Entah mengapa, seakan aku juga ikut merasakan semua itu. Ingin rasanya aku meneteskan air mata ini saat pertama kali mendengar bahwa dirimu terkena musibah. Kecelakaan. Seakan ada yang menghantamku. Sakit, sedih dan khawatir. Semuanya bercampur menjadi satu. Aku bingung dengan semua ini.
Dalam perjalanan menemui dirimu, aku bingung. Tak tahu harus berkata apa. Hanya bisa berdoa. Berdoa agar semua tetap baik-baik saja. Amiinnnnnn.....
Aku tahu, betapa sakitnya menahan peralatan kedokteran masuk ke dalam tubuhmu. Sakit. Sakit sekali. Mungkin, obat bius memang sedikit membantu dalam meringankan rasa sakit itu. Tapi, tetap saja masih ada rasa sakit yang engkau rasakan. Bertahanlah Mbah Kakung, we always pray for you here. Aku berharap engkau masih bisa menemaniku saat berbuka maupun makan sahur.
Detik terasa begitu membosankan. Detik bagai menit, menit bagai jam, jam bagai hari dan seterusnya. Begitu lama menunggu kau keluar dari ruangan itu. Ruangan dimana banyak dokter dan perawat yang memakai masker dan baju khusus. Aku sedikit ngeri melihatnya. Apalagi saat salah seorang dari mereka keluar dengan terburu-buru dan kembali lagi masuk ke ruangan itu. Ruang operasi. Sedangkan aku, hanya bisa menunggu diluar. Menunggu dan berdoa.
Walau terasa begitu lambat, akhirnya engkau bisa keluar dari ruangan yang mengerikan itu. Kenapa mengerikan? Karena disanalah ruang antara hidup dan mati terbuka.
Kulihat wajah itu. Wajahmu yang penuh dengan perban putih. Kulihat juga tubuh itu. Tubuh yang penuh dengan berbagai macam selang. Tak tega rasanya melihat itu semua. Tapi aku harus kuat.
Mbah kakung, apa tubuhmu tidak merasakan risih dengan berbagai macam alat-alat itu ? mulai dari alat pendeteksi detak jantung sampai alat bantu pernafasan. Aku yang melihatnya saja merasakan sesuatu yang beraura negatif. Sudahlah, aku yakin, semua itu membantu dirimu untuk segera bangkit dan sembuh seperti sedia kala. Amiiinnnnnnn.......
ICU.. Ruangan itu terisolasi sekali. Yang boleh masuk hanya orang yang sudah di atas 12 tahun. Selain itu, harus memakai baju khusus dan pengunjung atau yang menjaga hanya boleh satu orang. Tidak boleh lebih. Huft, aku sendiri harus begantian untuk masuk ke ruangan itu. Tak apalah, demi memberikan cinta tulus kasihku untukmu. Aku akan selalu memberikan sayangku untukmu, Mbah Kakung. I love you so much, and i need you too..
Manusia memang serba terbatas. Termasuk diri ini. Maafkan aku mbah kakung, aku tak bisa sepenuhnya untuk selalu menemanimu disini. Banyak sekali dunia di luar sana yang harus kuarungi. Mungkin, lusa atau minggu depan aku akan kembali lagi kesini. Semoga saat aku kembali, semuanya sudah menjadi lebih baik. Amiiinnnnn....
Aku akan selalu berdoa. Come on Grandpa ! fighting ! bertahanlah ! aku mau engkau masih bisa menemaniku saat aku rindu akan kasih sayang seorang kakek. Aku sayang padamu. JJJ
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar